Ada beberapa teman guru yang pusing karena sebagian siswanya enggan mengerjakan PR (Pekerjaan Rumah). Padahal banyak manfaat yang bisa diperoleh bagi siswa dan guru dari tugas yang diberikan melalui PR tersebut.
Sebagai guru, kita tidak boleh langsung menyalahkan siswa jika mereka enggan mengerjakan PR. Tentu ada sebab yang perlu diketahui oleh guru mengapa siswanya bisa demikian. Dan mungkin bisa banyak penyebabnya!
Tulisan ini tidak membahas tentang penyebab keengganan siswa mengerjakan PR, tetapi merupakan uraian singkat tentang tindakan guru yang mungkin bisa membuat siswa siap untuk mengerjakan PR.
1. Refleksi oleh guru
Setiap selesai membahas materi pelajaran, sebaiknya guru segera melakukan refleksi. Bagi guru, melakukan refleksi bukanlah hal yang baru. Dengan sering melakukannya diharapkan pembelajaran yang dilakukan akan semakin baik. Dengan demikian penguasaan siswa terhadap materi ajarpun semakin baik pula. Usahakan agar setiap menyajikan materi yang dibahas tidak membosankan siswa dan ciptakan pembelajaran semenarik mungkin.
2. Memastikan siswa menguasai materi ajar
Siswa akan memahami dan tertarik dengan apa yang akan dikerjakannya di rumah jika kompetensi yang dituntut penguasaannya telah dikuasainya. Seorang guru dipastikan tahu bagaimana cara mengukur kemampuan siswanya. Dengan memastikan siswa telah menguasai materi ajar, maka mereka akan siap untuk mengerjakan PR.
3. Hindari hari-hari dengan PR
Jika satu hari siswa belajar 4 mata pelajaran, maka cukup satu atau dua mata pelajaran saja yang ada tugas PRnya. Jangan keempat mata pelajaran yang dibahas pada hari itu ada tugas PRnya. Mata pelajaran yang lain bisa dibuat PRnya pada kesempatan lain; esok, lusa, atau minggu depan.
4. Jangan membebani siswa
Memberikan jumlah tugas melalui PR yang terlalu banyak bisa menjadi beban bagi siswa. Akibatnya siswa stress dan malas mengerjakannya. Berikan hanya beberapa soal dengan tingkat kesulitan mudah, sedang, dan sukar. Yang penting bisa memunculkan rasa tanggung jawab, disiplin, percaya diri, dan bisa mengasah kemampuannya.
5. Wajib diperiksa/koreksi
Sebab utama yang bikin siswa malas mengerjakan PR adalah guru tidak menghargai pekerjaan siswa karena tidak memeriksa/mengoreksi hasil kerjanya. Dan ini bisa jadi kesalahan fatal yang dilakukan guru! Kalaupun tidak ada waktu, PR bisa diperiksa dikesempatan lain.
6. Koreksi secara bersama
Dengan menyisihkan sedikit waktu untuk mengoreksi bersama (klasikal) melalui tukar silang antar siswa akan meningkatkan motivasi belajar dan berkompetisi siswa. Selain itu mengoreksi bersama bisa jadi merupakan pengayaan bagi siswa yang cepat dan remedial bagi siswa yang lambat. Syaratnya, sambil mengoreksi guru mengulang kembali dengan penjelasan singkat dan tugas yang dikoreksi tidak banyak tapi cukup untuk mengukur penguasaan kompetensi siswa sebelumnya.
7. Masukkan nilai ke DN (Daftar Nilai)
Setiap nilai yang diperoleh siswa harus didokementasikan guru di daftar nilai tugas siswa. Harus dibedakan antara DN (Daftar Nilai) dengan daftar nilai tugas siswa. Daftar nilai tugas siswa adalah daftar kumpulan nilai tugas/PR siswa yang hasil rata-ratanya dimasukkan ke DN (Daftar Nilai) sebenarnya.
8. Hukuman bagi siswa yang tidak mengerjakan PR
Berikan hukuman sewajarnya dan bersifat mendidik bagi siswa yang tidak selesai atau tidak mengerjakan PR. Kalau bisa guru tidak menerima alasan apapun yang diberikan oleh siswa yang tidak mengerjakan PR. Dengan demikian semua siswa yang hadir/tidak hadir pada sesi sebelumnya akan berpikir dua kali jika mereka berniat untuk tidak mengerjakan PR.
Itulah beberapa tindakan guru yang mungkin bisa membuat siswa sedia untuk mengerjakan PR. Sebagai catatan; walau memerlukan waktu untuk menerapkan dan mendapatkan hasil yang maksimal, tindakan di atas telah dipraktekkan dan mudah-mudahan hasilnya tidak mengecewakan. Tentu saja Bapak/Ibu guru punya cara tersendiri dan mungkin lebih unik dalam memotivasi siswa untuk sedia mengerjakan PR. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar