METODE LATIHAN KETERAMPILAN (DRILL METHODS)

Posted by Andi Ewha
Metode latihan keterampilan adalah metode mengajar dengan cara memberi latihan kepada siswa secara berulang dan mengajak siswa langsung ke tempat latihan keterampilan untuk melihat dan mengetahui bagaimana cara membuat, cara menggunakannya, apa manfaatnya, apa fungsinya dan sebagainya.
Metode yang terbilang sering digunakan guru terutama pada kelas khusus atau jika ada materi yang akan disampaikan melalui latihan berulang ini bertujuan agar siswa menguasai suatu keterampilan (kebiasaan dan pola) melalui latihan, oleh karena itu penggunaan metode ini menuntut perhatian yang serius dari guru terhadap aktivitas seluruh siswa. Keterampilan yang dimaksud bukan saja tentang fisik (motorik), tetapi menyangkut psikis (kecakapan mental).
Metode ini dapat digunakan guru saat melatih siswa menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan, melakukan operasi hitung perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, membaca tanda-tanda/simbol, dan sebagainya. Dengan melakukannya secara berulang siswa akan memiliki ketepatan dan kecepatan (semakin terampil).
  • Memerlukan perencanaan yang matang.
  • Memerlukan keahlian dan keterampilan yang lebih dari guru.
  • Dapat memanggil narasumber ahli untuk membantu guru mengajarkan siswa membuat hasil karya..
  • Menentukan jenis latihan keterampilan yang sesuai dengan perkembangan siswa.
  • Melatih keterampilan secara berulang hingga dikuasai oleh siswa.
  • Bertujuan membentuk kebiasaan dan pola pada siswa.
  1. Siswa menjadi lebih aktif dalam belajar.
  2. Meningkatkan motivasi siswa.
  3. Menumbuhkan kecakapan motoris seperti menulis, melafalkan huruf, membuat dan menggunakan peralatan.
  4. Mengembangkan kecakapan mental, seperti dalam operasi hitung, tanda-tanda/simbol, dan sebagainya.
  5. Membentuk kebiasaan dan menambah ketepatan serta kecepatan pelaksanaan (lebih terampil).
  6. Menumbuhkan rasa percaya diri siswa.
Dari beberapa kelebihan metode latihan keterampilan, terdapat beberapa kelemahan yang harus diantisipasi oleh guru, yaitu:

  1. Menghambat bakat dan inisiatif siswa karena lebih banyak diarahkan hingga kadang-kadang jauh dari pengertian.
  2. Menyebabkan penyesuaian secara statis/pasif terhadap lingkungan.
  3. Pembelajaran bisa menjadi monoton dan mudah membosankan siswa.
  4. Dapat menimbulkan verbalisme (karena banyaknya hafalan).
  5. Memerlukan waktu yang relatif lama.
  6. Tidak sesuai untuk jumlah siswa yang banyak.


Posted by : andiewha

Tidak ada komentar: